Scroll untuk baca artikel
Example 600x300
Riau

Peternak Ayam Potong Sukses, Raup Omzet Puluhan Juta

22
×

Peternak Ayam Potong Sukses, Raup Omzet Puluhan Juta

Sebarkan artikel ini

Republikmata.co.id, BENGKALIS – Desa Pangkalan Batang Barat, Kabupaten Bengkalis, membuka babak baru dalam pengembangan ekonomi desa dengan merintis usaha peternakan ayam potong yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BumDes) setempat.

Peternakan ini dibangun berkat pendanaan dari anggaran desa tahun 2024, dengan tujuan menggairahkan ekonomi masyarakat dan menyediakan lapangan pekerjaan.

Example 600x300

Marvin Samudera, Penjabat Kades Pangkalan Batang Barat, menjelaskan bahwa ide mendirikan usaha ini muncul dari kebutuhan mendesak akan pasokan ayam ras yang kerap terhambat dari Pekanbaru.

“Kita bangun usaha ini karena pasokan ayam dari Pekanbaru sering macet. Ini peluang bisnis besar yang harus kita manfaatkan,” jelasnya, dikutip Sabtu (31/5/2025).

Saat ini, peternakan tersebut memelihara sebanyak 1.300 ekor ayam ras, dengan 1.253 ekor sudah siap panen. Pemanenan dilakukan secara berkala setiap 30 hari sekali, memastikan kontinuitas produksi yang stabil.

BACA JUGA:  Viral, Spanduk Tolak Kedatangan Kapolda Riau ke UNRI

Dengan metode budidaya yang efisien, peternakan ini mampu memenuhi permintaan pasar lokal, termasuk kerja sama pemasaran dengan pondok pesantren Bequranic yang membeli sekitar 800 kilogram ayam potong per bulan.

Peluang bisnis ini semakin menjanjikan mengingat pasar ayam ras di Bengkalis dan sekitarnya masih sangat terbuka. Peternakan skala desa ini bukan hanya menjawab kebutuhan lokal, tetapi juga membuka potensi ekspansi yang lebih luas.

“Kita berharap usaha ini terus berkembang dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat desa,” harap Marvin.

Melihat potensi ini, Wakil Bupati Bengkalis, Bagus Santoso, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif desa yang dinilainya sebagai model kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal.

“Apresiasi setinggi-tingginya saya ucapkan kepada Pj. Kades dan masyarakat yang telah membangun usaha peternakan ayam ras ini. Semoga terus sukses,” ungkapnya.

Bagus Santoso juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, perangkat desa, dan masyarakat untuk menggali dan mengembangkan potensi-potensi desa lain, termasuk di bidang peternakan.

BACA JUGA:  Rapat Perdana BPP Daerah Istimewa Riau, Ini Pembahasannya

“Mari kita bersama-sama menggali potensi desa untuk membuka peluang kerja baru. Bisnis ayam ras ini adalah contoh konkret yang bisa diduplikasi di desa-desa lain,” tegasnya.

Selain itu, Bagus mengimbau agar dinas terkait, seperti Dinas Koperasi dan Dinas Ketahanan Pangan, turut mendukung dari sisi kesehatan ternak, penyediaan bibit berkualitas, dan promosi pemasaran.

“Gerakan pemasaran Pemerintah Kabupaten Bengkalis harus dimanfaatkan untuk memperluas pasar ayam ras ini,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan para peternak dan pengelola agar menjaga keseimbangan keuntungan sehingga usaha dapat berkelanjutan. “Jangan mengambil untung terlalu besar. Dengan menjaga harga tetap terjangkau, pasar akan terbentuk dengan sendirinya,” pesan Bagus.

Ia menyebut bahwa ke depan, pemasaran ayam ras ini akan diperluas melalui Koperasi Desa Merah Putih yang segera diresmikan, mendukung skema penguatan ekonomi desa.

BACA JUGA:  Gubri Wahid Hadiri Kongres XXXIV HMI MPO, Pesan Gubri Wahid Berikan Manfaat Nyata

Program peternakan ayam ras ini bahkan menjadi bagian dari rencana besar desa untuk mendukung program nasional, seperti program Polri dan makan gratis, yang akan memanfaatkan hasil ternak sebagai pasokan protein lokal. Tak hanya itu, Desa Pangkalan Batang Barat juga akan memulai penanaman jagung serentak sebagai langkah sinergi untuk mendukung pakan ternak.

Potensi bisnis ayam potong di Bengkalis kini menampakkan peluang emas. Dengan model pengelolaan berbasis BumDes yang melibatkan masyarakat secara aktif, usaha ini bukan hanya menciptakan pendapatan, tetapi juga menjadi contoh kemandirian ekonomi yang menginspirasi. Desa Pangkalan Batang Barat telah menunjukkan bahwa dengan inovasi dan kolaborasi, desa mampu menjadi penggerak utama perekonomian daerah. (***)

Example 600x300
error: Content is protected !!