Republikmata.co.id, Kampar – Kinerja Inspektorat Kabupaten Kampar saat ini menjadi sorotan masyarakat luas. Hal ini tidak lepas dari banyaknya keluhan dan laporan penyalahgunaan Dana Desa masuk di Inspektorat berjalan ditempat.
Salah seorang warga Desa Indra Sakti mengatakan saat ini di Desa nya banyak anggaran Dana Desa tidak tepat sasaran. Hal itu dikatakan RD yang minta namanya di samarkan. Senin (3/2/25).
” Kades tidak transparan dalam pengelolaan anggaran Dana Desa selama menjabat. Misalnya, dana ketahanan pangan, pembelian sapi, tidak jelas berapa anggaran yang dilontarkan,” ujarnya RD.
Selanjutnya, pembangunan Desa Indra Sakti juga nampak, Dana Desa sebanyak itu kemana saja di peruntukan oleh Pj Kades ya.
“Asal Dana Desa kan sudah jelas dari mana, ada Dana Desa dari pusat anggaran Dana Desa (DD), ada anggaran dari Pemda Anggaran Dana Desa (ADD). Tapi itu semua tidak terlihat kegunaannya,” kata RD.
Diterangkan oleh RD, seharusnya pihak inspektorat Kampar menindaklanjuti dan melakukan audit keuangan Desa Indra Sakti anggaran tahun 2024.
“Lakukan audit, biar tau apakah dana desa Indra Sakti benar-benar digunakan untuk pembangunan Desa atau malah sebaliknya disalah gunakan oleh Pj Kades,” terang RD.
Dirinya yakin bukan hanya di Desa Indra Sakti terjadi penyalahgunaan Dana Desa, 242 Desa di Kabupaten Kampar dirinya menduga semuanya bakal jadi temuan penyalahgunaan dana Desa.
“Kalau inspektorat Kampar bekerja sesuai tupoksinya, bakal banyak menemukan temuan penyalahgunaan anggaran Dana Desa oleh Kades dan Pj-Pj Kades,” cetusnya.
RD berharap pihak Inspektorat Kampar melakukan kroscek dan melakukan audit Desa Indra Sakti. Apalagi sering diberitakan oleh media adanya dugaan korupsi Dana Desa di Indra Sakti.
“Kami masyarakat Desa Indra Sakti minta Inspektorat Kampar turun ke Desa kami lakukan audit Dana Desa kami. Supaya masyarakat mengetahui kegunaan Dana Desa nya dikemanakan saja oleh Pj Kades,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Inspektorat Kabupaten Kampar, Febrinaldi Tridarmawan, S.STP., M.Si, ketika dikonfirmasi lebih memilih bungkam. Hingga berita ini diterbitkan.
